Kendala Dalam Pembudayaan Karakter Peduli Lingkungan


               Dalam sistem pendidikan nasional (UU RI No.2 Tahun 1989) dikemukakan, bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esadan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1989).
              Tujuan pendidikan tersebut tidaklah selalu tercapai, dan pendidikan tidak hanya tanggung jawab guru tetapi tanggung jawab bersama baik pemerintah, guru dan masyarakat. Seperti halnya tujuan pendidikan nasional tersebut tujuan pembentukan karakter peduli juga tidak 100% berhasil dan tidak mendapat kendala. Kendala yang dalam pembudayaan karakter peduli lingkungan acap kali terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor.
Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penenman karakter jujur pada anak sekolah dasar meliputi:

1. Faktor lingkungan
        Lingkunagan dimana anak itu berada sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Anak yang tinggal dilingkungan yang masyarakatnya kurang menjaga lingkungan akan sulit untuk menerima perubahan walaupun perubahan itu kearah kebaikan. Lingkungan yang dimaksud bisa berupa lingkungan keluarga, masyarakat ataupun lingkungan sekitar. Misalnya dalam lingkungan keluarga, anak terbiasa meniru orang tuanya yang suka buang sampah/pembungkus makanan seenaknya didalan rumah atau di halaman. Orang tua tidak menyediakan tempat sampah dirumah juga menjadikan anak suka membuang sampah sembaranagan. Begitu juga di lingkungan lainnya. Anak usia sekolah dasar cenderung masih melakukan hal-hal yang sering dilihatnya. Sehingga untuk itu para orang tua hendaknya memberikan contoh yang baik terutama kepeduliannya terhadap lingkungan atau kebersihan.

2. Faktor hubungan sosial
        Karena masyarakat mempunyai tata krama dan tradisi yang harus dijadikan sebagai habitat tempat tumbuh-kembangnya anak, agar kelak mereka mempraktekkannya, selain juga mereka bisa menghormatinya. Tidak seharusnya anak mengasingkan diri dari masyarakat, tetapi sebaliknya, harus berinteraksi. Ia harus mampu memberikan pengaruh, bukannya terpengaruh. Ia harus mempengaruhi masyarakat dengan akhlak yang mulia. Jangan sampai terpengaruh dengan tradisi dan sikap yang buruk seperti kurang peduli terhadap lingkungan dalam masyarakat tersebut. Kita harus mengarahkan anak agar tidak mengikuti pergaulan yang kurang peduli terhadap lingkungan.(Syaikh Muhammad Said Mursi: 2001;23). Pendidikan karakter peduli lingkungan yang paling dasar sebenarnya terjadi di lingkungan keluarga sehingga pendidikan disekolah makin terarah dan terminimalisir segala kendala yang bakal terjadi.


Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar